Selasa, 25 Oktober 2016

dear my future husband

dear calon suamiku
malam ini, aku sedang menggambar wajahmu
tapi aku tak tahu harus memulainya darimana
ini sebuah tugas yang harus aku selesaikan
aku memejamkan mata, lalu aku melihat ayahku sedang menasihatiku dengan penuh tatapan kasih sayang dan kelembutan kata
aku tahu cintanya sangat besar kepadaku, di sela-sela nasihat terkadang suaranya bergetar, menahan sedu
aku melihat ayahku sedang memakan masakan ibu, dengan lahapnya sambil mengatakan padaku "ga sia-sia dulu aku nikahin ibu kamu" diiringi gelak tawa
aku melihat, peluh keringat ayahku sepulang dari kantor sambil membawa sekotak kue dan nasi.
aku bertanya, "apa ini. Yah"
dimakan bareng-bareng ya, tadi Ayah dapat dari acara kantor.
Ayah puasa Nabi Daud, jadi buat kalian aja"
*smiley*
aku juga melihat saat Ayah menemaniku terbaring sakit di kamar paviliun rengganis, Beliau meletakkan kepalanya di samping tanganku yang sedang tertidur pulas
tiba-tiba tengah malam aku bangun, "yah pulang aja, aku ngga apa sendirian"
"ngga apa-apa Ayah pulang besok pagi ya", jawab Ayah
keesokan harinya Ayah menyuapi sendok demi sendok
karena takut aku gamau makan dan menyerah karena mual akibat tifus *smiley*
aku juga melihat Ayah sedang mendorong kursi roda nenek untuk towaf di Baitulloh, sampai mencuci kaki dan tangannya untuk berwudhu karena kurang sempurna wudhunya.
aku juga melihat betapa seringnya beliau menangis untuk anak, istri, dan orangtuanya. penyayang yang keras adalah sosok ayahku.
keras pada dirinya sendiri dan peraturan. Aku benar melihat betapa rapuhnya beliau walaupun selalu terlihat tegar dan tenang.
bahkan ketinggalan bus pun beliau tetap tersenyum
bisa digambarkan dengan jelas bahwa cinta pertama seorang anak gadis adalah ayah kandungnya
lalu siapakah yang mampu bersanding kuat dengan cinta Ayah?
aku harap kelak calon suamiku mampu disejajarkan dengan cinta Ayah yang begitu kuat dan tulus
walaupun Ayah beranggapan takkan ada lelaki sebaik dirinya dalam mencintai putrinya. aku tahu hati kecil Ayah pasti cemburu melihatku bersanding dengan suamiku kelak.
tapi, beliau sadar bahwa tugasnya hanyalah sampai menikahkan anak gadisnya, setelah itu, aku akan menjadi seorang istri
semoga doanya selalu menyertai setiap perjalanan hidupku
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM... Ayah, ibu maafkan bela selama ini, izinkan dan ridhoi jalan bela, semoga kelak bela menjadi anak yang mampu membawa keluarga kecil bela ke surga
amiiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar